
Ke-18 klub itu membantah berita-berita di media massa yang menyatakan, adanya klub peserta BLI yang ‘membelot’ ke kompetisi tandingan itu, karena diiming-imingi kucuran uang Rp30 miliar dari Arifin kepada masing-masing klub.
Hampir semuanya yakin, kucuran uang itu hanya sebatas janji belaka. Manajer Pelita Jaya, Lalu Mara misalnya mengatakan, “Janji kucuran Rp 30 miliar pasti isapan jempol belaka. Sangat tak masuk akal. Kalau benar-benar serius, segera masukkan uang itu ke Escrow Account kami di bank, maka saat itu juga kami akan menyatakan bahwa Arifin komit sebagai investor dan layak untuk mengelola BLI,” ujar Lalu.
Ditambahkannya, janji memberikan uang Rp30 miliar kepada masing-masing klub itu, sudah irasional. Mana ada orang zaman sekarang ini yang mau mengucurkan uang sebanyak itu, tanpa berharap ‘Return’ sama sekali? “Sangat tak masuk akal sehat, Arifin bersedia menggelontorkan uang Rp 540 miliar atau setengah triliun lebih kepada 18 klub LSI?”
Karenanya, tegas Lalu, Pelita sama sekali tak tertarik untuk menggubris tawaran yang tak masuk akal itu. “Kami komit, ikut kompetisi LSI yang dikelola BLI, titik. Semua peserta LSI serta BLI, memang wajib untuk terus menerus berupaya keras meningkatkan kualitas kompetisi ini,” tandasnya.
Pendapat ini diperkuat perwakilan Manajemen Persela Lamongan, Cahyanto. “Janji Rp30 miliar kepada masing-masing 18 klub peserta LSI itu, pasti tak ada juntrungannya. Analisa bisnisnya, seperti apa? Terus juara kompetisi tandingan itu, main di Liga Champion yang mana? Karenanya, komitmen kami tetap, ikut kompetisi LSI yang dikelola BLI,” tegas Cahyanto.
Sedangkan, Manajar Persibo Bojonegoro, Taufik menyatakan, timnya takkan mungkin dengan bodohnya mau ikut kompetisi tandingan itu. Karena, jelas-jelas melanggar Statuta PSSI, AFC dan FIFA. “Kami ‘ora urus’ dengan janji pihak Arifin itu. Kami tak mau gegabah bertindak, yang membuat Persela dicoret FIFA, AFC dan PSSI sebagai anggota. Suporter dan masyarakat Lamongan akan mengadili kami rame-rame,” ujar Taufik.
Beberapa klub, bahan jengkel dengan manuver kub Arifin yang dianggap ‘melecehkan’ akal sehat itu. Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin mengatakan, “Mestinya jika ada tawaran yang ‘nyeleneh’ seperti itu, kita semua melawan. Karena, niatnya pasti hanya membuat kisruh sepakbola nasional. Siapa pun tahu, pasti tak mungkin mereka merealisir janji Rp30 miliar kepada masing-masing klub itu,” tegasnya.
Pernyataan lebih tegas lagi dilontarkan Asisten Manajer Persija, Ferry Indrasyarief. Ferry mengatakan, “BLI memang tak perlu meminta kami melakukan deklarasi soal keikutsertaan di LSI. Dengan hadirnya kami semua di sini, memenuhi undangan BLI, ini sudah bukti akan komitmen kami ikut LSI.”
Ia menambahkan, “Persija tak tertarik mengikuti ajakan kubu Arifin untuk bicara soal Rp30 miliar itu, karena pasti takkan mungkin dikucurkan. Jadi untuk apa dipusingkan lagi? Namun Persija berharap, PSSI dan BLI dan semua peserta LSI, menjadikan tawaran ‘tak masuk akal’ itu sebagai cambuk untuk terus berjuang memperbaiki kualitas kompetisi.”
Dalam pertemuan kub-klub LSI dengan BLI, seluruhnya menyatakan komit mengikuti kompetisi yang dikelola BLI dan akan hadir pada ‘Managers Meeting’ LSI pada 20 September mendatang.”[pssi-football]
0 Response to "18 Klub Berkomitmen Ikuti ISL 2010/2011"
Posting Komentar